Kamis, 02 September 2010

c. Seisme (gempa)
Pernahkah Anda mengalami gempa? Jika pernah, apa yang Anda rasakan?
Benar, bumi atau lantai yang kita pijak terasa bergoyang. Gempa bumi bisa terjadi
siang atau malam hari. Mungkin saja di siang hari Anda sedang duduk di kursi,
tiba-tiba kursi bergoyang, air dalam gelas bergoyang dan tumpah, gantungan
listrik berayun, pintu dan jendela berderak, dan tiba-tiba di luar orang-orang
berteriak, gempa... gempa... Gempa seperti ini mungkin pernah atau sering terjadi
di daerah Anda. Bahkan gempa bisa menimbulkan petaka yang hebat, misalnya
menyebabkan tanah longsor, bangunan roboh, banjir, gelombang pasang, bahkan
7
bisa menelan korban mahluk hidup termasuk manusia. Misalnya gempa yang
terjadi di Tokyo Jepang tahun 1933 menelan korban 60.000 manusia dan 300.000
rumah hancur. Sekarang coba Anda sebutkan di daerah mana saja gempa yang
terjadi di Indonesia! Ya benar, misalnya gempa yang terjadi di Bengkulu, atau di
Nusa Tenggara Timur yang menewaskan banyak orang.
Tahukah Anda apa yang menyebabkan terjadinya gempa? Zaman dulu di
beberapa daerah konon ada yang percaya bahwa gempa disebabkan bumi ini
terletak di ujung tanduk sapi (dewa). Sang Sapi mendapat laporan bahwa bumi
ini sudah kosong oleh orang-orang baik. Bumi ini hanya diisi oleh orang jahat.
Sehingga Sang Sapi menggoyangkan kepalanya untuk memberikan peringatan
pada manusia melalui gempa.
Tentunya Anda tidak akan percaya dengan cerita di atas. Sesungguhnya gempa
terjadi akibat getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi.
Bagaimana getaran itu terjadi? Kerak bumi ini merupakan lempengan yang kaku.
Di daerah yang labil, lapisan litosfer ini mengalami perubahan letak. Misalnya di
satu bagian terangkat ke atas, sedangkan di bagian sebelahnya menurun atau
bertahan pada kedudukannya. Pelengkungan pada perbatasan antara dua bagian
yang bergeser ini menimbulkan ketegangan yang lama-kelamaan akan patah
yang mendadak. Patahan yang mendadak itulah yang menimbulkan getaran
gempa.
Tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan gempa ini bermacam-macam.
Karena itu gempa dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, bentuk
episentrumnya, letak hiposentrumnya, jarak, dan letak episentrumnya.
Berdasarkan peristiwa yang menimbulkannya, gempa dibagi menjadi gempa
tektonik, gempa vulkanik, dan gempa runtuhan:
1) Gempa tektonik merupakan jenis gempa yang terkuat dan bisa meliputi
wilayah yang luas. Gempa ini merupakan akibat dari gerakan gempa tektonik
yaitu berupa patahan atau retakan.
2) Gempa vulkanik yaitu gempa yang terjadi sebelum atau pada saat gunung
berapi meletus. Gempa ini hanya terasa di daerah sekitar gunung berapi,
sehingga tidak begitu kuat jika dibandingkan dengan gempa tektonik.
3) Gempa runtuhan yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua yang
terdapat di dalam litosfer, seperti gua kapur atau terowongan tambang. Gempa
ini relatif lemah dan hanya terasa di sekitar tempat runtuhan terjadi.
Masih banyak penggolongan jenis gempa. Misalnya berdasarkan bentuk
episentrumnya, dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gempa linier dan gempa
sentral. Gempa linier yaitu episentrumnya berupa garis. Sedangkan gempa sentral
yaitu episentrumnya berbentuk suatu titik. Berdasarkan letak kedalaman
hiposentrumnya dibedakan menjadi tiga macam gempa, yaitu gempa dalam,
gempa intermedier (menengah), dan gempa dangkal. Berdasarkan jarak
episentrumnya, gempa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gempa setempat,
gempa jauh, dan gempa sangat jauh. Berdasarkan letak episentrumnya, gempa
dapat dibedakan menjadi gempa laut dan gempa darat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar